Berita emas pada akhir perdagangan minggu lalu harga emas baik berjangka maupun spot LLG membukukan kenaikan tajam. Harga logam mulia melonjak tajam dan membukukan peningkatan paling besar dalam empat minggu setelah nilai tukar dollar anjlok. Sementara itu spekulasi mengenai tapering yang tidak akan terjadi tahun ini menjadi isyu hangat yang menyebabkan harga emas meroket.
Nilai tukar dollar mengalami penurunan terbesar dalam satu bulan belakangan terhadap rival-rivalnya. Anjloknya dollar tersebut didasari oleh harapan pasar bahwa gangguan dari perdebatan batas atas utang dan penutupan kegiatan pemerintah AS selama 16 hari akan cukup untuk membuat Fed mempertahankan kebijakan stimulusnya.
Dollar yang melemah senantiasa menjadikan emas sebagai alternative investasi yang lebih menarik. Dengan demikian pergerakan melemah dollar tersebut menjadi alasan bagi harga emas untuk bergerak menguat.
Sementara itu Emas berjangka turun dari satu minggu ketinggian dengan terjadinya rally di saham global mengurangi permintaan terhadap metal berharga sebagai alternative investasi.
MSCI dari semua indeks saham dunia melanjutkan rally ke 5 tahun tertinggi setelah pertumbuhan ekonomi Cina mengalami percepatan. Emas sempat naik 3.9 persen dua hari sebelumnya ditengah spekulasi bahwa Federal Reserve akan menunda pengurangan stimulus moneter.
“Orang menginginkan saham sebagai investasi yang paling menarik, “ kata Michael Smith , presiden T&K Futures & Options di Port St. Lucie, Florida, dalam suatu interview telepon.”Juga, ada profit- taking setelah rally yang besar di emas,” katanya.
Emas berjangka untuk penyerahan Desember turun 0.6% dan ditutup di $1,314.60 per ons pada 1:38 p.m. di Comex New York. Sebelumnya harga emas sempat mencapai $1,328.90, angka tertinggi untuk kontraqk paling aktif sejak tanggal 8 Oktober.
Emas telah turun 22 persen tahun ini, menjadi penurunan tahunan pertama sejak 2000. Sebagian investor telah kehilangan kepercayaan terhadap metal sebagai penyimpan nilai dengan saham AS rally ke rekor paling tinggi dan inflasi tetap tidak bergerak.
Kasus terhadap kebijakan fiskal AS yang telah menutup pemerintahan selama 16 hari telah memperlambat pertumbuhan ekonomi, kata Presiden Barack Obama kemarin. Narayana Kochherlakota, presiden dari The Fed Minneapolis berkata pembuat kebijakan harus mempertahankan tingkat bunga rendah untuk mengurangi pengangguran, bahkan dengan resiko sementara mendorong inflasi diatas goal bank sentral sebesar 2%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar